SELAMAT DATANG DI BLOG ISLAMUNA!

Cari Artikel

MOHON UNTUK KIRIMAN ARTIKEL ADALAH KARYA TULIS SENDIRI YANG BELUM DIPOSTING ATAU DIPUBLIKASIKAN DI WEB/BLOG MANAPUN..

Please, Translate In Your Language..

Rabu, 09 Januari 2013

KH. Masruri A. Mughni: Dalam Kenanganku

Oleh: Ust. Khoiron Durori

Yaa labakrin ansyiruu lii kulaiba * yaa labakrin ayna-aynal firaaru; demikian salah satu bunyi syair yang sering disenandungkan dalam pelajaran Ilmu Arudl. Mungkin karena bukan santri yang tekun, pintar, dan baik, sehingga dari sekian banyak syair dan bahar yang dibahas dalam cabang ilmu yang konon sudah jarang dikuasai oleh para santri ini, penulis hanya mengingat salah satu contoh dari Bahar Madid yang masyhur ini. Kalau tidak salah, wazannya adalah faa’ilaatun faa’ilun faa’ilaatun * faa’ilaatun faa’ilun faa’ilaatun.

Abajadun hawwazun hathaya kalamanun * sa’afashun qarasyat tsakhadza dlathagha….seingat penulis, senandung syairnya demikian…sekira ternyata keliru, tentu itu kelemahan penulis dalam mengingat dan memahami, bahkan pada bagian-bagian awal Ilmu Falak ini. Terlebih kedua syair itu penulis pelajari sekira 17 tahun yang lalu, di PP Al Hikmah.

Saat itu, Ilmu ‘Arudl dan Imu Falak dikenal sebagai fann ilmu yang cukup susah dipelajari. Jarang ustaz yang menguasai, terlabih para santri. Bersyukur penulis masih berkesempatan belajar, dan tak tanggung-tanggung, pengajarnya adalah KH. Masruri.


Yaa labakrin….Suaranya demikian khas ketika menyenandungkan salah satu syair yang cukup masyhur dalam Ilmu ‘Arudl. Susah untuk dibahasakan, tapi penyederhanaan penulis, suara itu merupakan perpaduan dari kelembutan, penuh rasa dan penghayatan, serta didorong oleh kedalamaan ilmu dan kewibawaan.

Demikian juga ketika bersenandung abajadun hawazun…tenang hati penulis, mungkin juga santri lainnya, setiap mendengar suaranya. Rasa terayomi demikian kuat dalam diri, bahwa kita sedang belajar dengan guru yang sangat berpengalaman, sabar, dan mengayomi.

Pembawaannya sangat khas; lembut dan tenang, bak aliran air dalam sebuah muara sungai yang sangat dalam, sedalam ilmunya. Kesan meledak-meledak tidak pernah terlihat. Setiap kata yang terucap, seakan sudah terfikirkan hingga sedemikian rapih, tertata, dan sarat makna. Setiap didekatnya, penulis senantiasa merasa terlindungi dan terayomi.

Karakter ini demikian melekat, hingga penulis mendapatinya di setiap pengajian yang diampunya, bahkan pada beberapa kesempatan penulis sowan dan berbincang dengannya, baik terkait pesantren, birokrasi Kementerian Agama, jam’iyah NU, maupun lainnya.

ILMU BAHASA ARAB | Belajar Bahasa Arab Online, Ngaji Nahwu Shorf, Tata Bahasa Arab, Arab Fushkha

TEKNIK SEO MUDAH DAN GRATIS | Optimasi Seo, Seo Tools, Optimasi Blog, Seo Terbaik, Seo Gratis

Tambak Blog

KOREAN LEARNING - JOB SEEKER | TKI Korea, Belajar Bahasa Korea, Tes EPS TOPIK, Budaya Korea

Total Tayangan Halaman